Jumat, 25 September 2015

Kewirausahaan


1.      A. Profile 3 orang sukses karena Wirausaha
Bob Sadino
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah “Yang paling penting tindakan” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19. Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya. Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Hati saya ikut hancur, kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah”.
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah “warung shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.Saya hidup dari fantasi, kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu, kata Bob. Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.
Profil dan Biodata Bob Sadino
Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama : Islam
Pendidikan : -SD, Yogyakarta (1947)
         -SMP, Jakarta (1950)
         -SMA, Jakarta (1953)
Karir : -Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950- 1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah: Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 50 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group.          Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.
Karier dan kehidupan
Chairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut. Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri. Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti). Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar. Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Latar Belakang Pendidikan seorang Chairul Tanjung
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA;1993)

Sukanto Tanoto
 Sukanto Tanoto (lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Belawan, Medan, 25 Desember 1949; umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit. Tanoto dinyatakan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada September 2006, namun pada tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-6 dengan total kekayaan US$ 2,8 miliar.
Forbes memiliki daftar orang terkaya di seluruh dunia. Dan beberapa orang dari Indonesia mampu masuk ke dalam daftar tersebut termasuk seorang pengusaha yang bernama Sukanto Tanoto. Kesuksesan beliau pun dinilai dari jumlah Dollar Amerika yang sudah beliau hasilkan. Sangat menakjubkan sekali bahwa ada orang Indonesia yang bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Hal ini pasti didukung oleh sumber daya manusia yang sangat baik dari pribadi orang tersebut. Beliau memasuki urutan ke 284 pada tahun 2008 karena memiliki kekayaan sebesar US$ 3.8 trilyun. Hal ini sungguh pencapaian yang sangat bagus sekali. Usaha yang telah dan masih akan dijalankan oleh Tanoto sanggup membawanya ke kesuksesan yang lebih tinggi lagi.
Sukanto Tanoto adalah orang yang telah menghasilkan trilyunan rupiah dalam menjalankan bisnisnya. Pada awalnya, bisnis yang dilakukan oleh beliau adalah menjadi pemasok dari alat-alat dan barang-barang untuk perusahaan negara Pertamina. Pada awalnya mungkin pekerjaan ini bisa dianggap pekerjaan yang kecil. Namun karena kerja kerasnya telah membuat pekerjaan ini dapat diselesaikannya dengan baik. Sukanto dilahirkan di kota Medan pada tanggal 25 Desember 1949 dan sudah memiliki banyak sekali pengalaman dalam bidang bisnis. Setelah menjadi pemasok untuk perusahaan sebesar Pertamina, beliau merambah ke industry perusahaan. Beliau berhasil membawa perusahaannya menjadi salah satu perusahaan pulp dan kertas di Asia yang masuk ke dalam Bursa Efek New York. Hal tersebut adalah satu pencapaian yang sangat luar biasa sekali. Tidak banyak pengusaha yang mampu menembuskan bisnis mereka ke bursa saham di Amerika Serikat tersebut. Perusahaannya menjadi sangat besar dan mulai merentangkan sayapnya untuk merengkuh bisnis-bisnis lainnya yang masih berhubungan dengan bisnis perusahaannya yang sekrang. Kertas, minyak sawit, konstruksi dan energi adalah beberapa hal yang menjadi bisnis dari beliau pada saat sekarang ini.
Pengalaman masa kecil Sukanto Tanoto yang sangat keras ternyata telah memberikan pelajaran yang sungguh luar biasa dan berpengaruh sangat serius kepada keberhasilannya memimpin beberapa perusahaan miliknya. Kehidupan masa kecil yang diskriminatif terhadap ras yang mengalir ditubuhnya membuatnya bertahan untuk mendapatkan haknya. Perjalanannya sebagai seorang pebisnis pun tidak langsung berada di garis yang paling atas. Beliau memulai semuanya dari karir yang rendah. Namun secara dramatis, beliau mampu bertahan dan bahkan mengambil keuntungan dari krisis yang terjadi di Indonesia. Profil Sukanto Tanoto sangat baik sekali untuk di baca karena akan memberikan inspirasi yang sangat baik untuk perkembangan diri pribadi. Kerja keras yang dilakukan oleh beliau pun mampu membuatnya menjadi salah seorang yang terkaya di dunia. Semua keringat yang dikeluarkan pasti mampu membuat kerja keras beliau menjadi keuntungan yang sangat besar yang terlihat disekitar beliau. (sumber:orangterkayaindonesia.com)
            Pria yang hobi mendengarkan musik klasik ini terus berekspansi ke dunia bisnis. Tidak hanya dalam negeri, di luar negeri Sukanto ikut memiliki perkebunan kelapa sawit Nasional Development Corporation Guthrie di Mindanao, Filiphina. Keinginan untuk memajukan bisnis nasional semakin menjadi. Obsesi yang ingin menjadi salah satu pengusaha Indonesia agar mampu bersaing di arena global tampak jelas dari pandangan bsinis Indonesia. Buktinya Juli 2006, Sukanto menduduki orang terkaya nomor wahid di Indonesia. Jauh dibanding tahun sebelumnya. 

B. Profile 3 orang sukses karena Bekerja
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.
Karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Jawa Pos
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Perusahaaan Listrik Negara (PLN)
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN. Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan. Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.
Kehidupan pribadi
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

Office Boy Jadi President Direktur, Kerja Keras Inspiratif 
               Houtman Zainal Arifin, sosoknya dikenal sebagai salah satu CEO terkemuka di Indonesia. Meski hanya lulusan sekolah menengah langkahnya tak surut oleh apapun. Jabatan paling mengangkat namanya ialah Vice President Citibank Indonesia, sebuah jabatantertinggi di Citibank. Selain itu, ia bertindak sebagai direktur di sebuah perusahaan swasta, pengawas keuangan di beberapa perusahaan swasta, Komite Audit Negara, konsultan, penulis dan jugadosen pasca sarjana.Houtman mungkin bukanlah siapa- siapa tanpa masa lalunya. Dari nol,perjalanan hidupnya diisi dengan kerja keras dan terus belajar.  Kisahnya telah menginspirasi banyak orang, termasuk penulis, hingga akhir hayatnya di tahun 2012, namanya akan kita kenang dalam tulisan ini.
Kejamnya Ibu Kota Houtman bukanlah siapa- siapa dulu. Dia pernah menjadi anak jalanan, pedagang asongan dan juga bekerja sebagai office boy. Bagaimana nasib merubah hidupnya bukanlah perjalanan singkat. Pria kelahir 27 Juli 1950, di Kediri, Jawa Timur, Houtman Zainal Arifin telah berani hijrah daridesa ke kota pada tahun 60- an. Dia berharap kehidupan lebih baik di ibu kota Jakarta, minimal mendapatkan pekerjaan yang layakdi sana.Namun apa mau dikata cerita tentang ibu kota berbeda jauh dari harapan, semua hanyalah kisah manis yang ternyata pahit dijalani. Dia memulai semuanya dari titik paling bawah tanpa adanya pilihan kembali. Bermodal uang Rp.2000 yang dipinjam dari seorang teman, Houtman memulai bisnis kecil- kecilan di Jakarta. Dia berjualan perhiasan palsu. Namun karena tertangkap polisi di jalan bisnisnya berhenti, mereka para polisi itu menghancurkan semua barang dagangannya.Ia menghadapi keras dan sulitnya kehidupan di Jakarta.
Pekerjaan sulit diperoleh untuknya yang lulusan SMA, tak punya banyak. Dia akhirnya bekerja menjadi pedagang asongan untuk bertahan hidup. Houtman sering menghabiskan hidupnya di jalan raya dari satu lampu merah ke lampu merah lainnya. Kemudian dari kolong jembatan ia mulai menjajakan barang dagangannya. Panas terik tak dihiraukan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut.Hidup seperti itu tak pernah memupuskan asanya untuk mendapatkan hidup layak. Dalam hati terdalam ia masih yakin akan pilihan untuk berhijrah. Suatu hari ketika beristirahat di kolong jembatan, ia melihat banyak mobil mewah berseliweran. Mobil- mobil mewah ratusan juta, penumpang yang berpakaian necis, kursi yang empuk dan berpendingin, dan tentunya bukanlah milik orang biasa. Dalam hati Houtman ingin seperti mereka yang punya banyak uang, dan saat itulah tekatnya membulat.Tekat Houtman telah bulat untuk menjadi kaya. Dia ingin seperti orang- orang yang mengendarai mobil- mobil mewah. Ini membuatnya berfikir keras bagaimana mencapai cita- citanya tersebut. Ia ingin hidup layak dan serba berkecukupan.
Segara saja ia membuat surat lamaran pekerjaan, tanpa berpikir panjang, dikirim surat itu di tiap gedung perkantoran. Setiap rupiah dari berdagang asongan ia sisihkan. Uang- uang tersebut digunakan untuk biaya lamaran pekerjaan.Suatu hari, tiga hari setelah mengirim surat lamaran, Houtman akhirnya mendapat panggilan kerjadari sebuah perusahaan terkemukadi dunia, The First National City Bank (Citibank), sebuah bank yang terkenal asal AS. Dia diterima bekerja sebagai office boy. Kedudukan pekerjaannya paling bawah dari hierarki suatu perusahaan, ya... seorang office boy. Dan, tugasnya setiap hari adalah membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja karyawan, dan terkadang juga disuruh untuk membelikan ini dan itu di luar kantor.Sukses dari nolSelain itu ia juga mengikuti berbagai macam pelatihan selain bekerja sebagai office boy. Meski begitu tetap saja pekerjan lain masih menganggapnya hanya seorang office boy, ia menerima itu. Bicara tentang bahasa Inggris, dia bisa dibilang cukup untuk seorang office boy meski hanya bisa menjawab yes atau no, tapi ia tetap ingin belajar terus. Dia sangat lah berkeyakinan dan berjanji kepada dirinya sendiri,"Saya harus melakukan sesuatu, aku harus menjadi pintar seperti orang lain!" Sejak hari itu, ia berdiri di luar kelas pelatihan untuk mempelajari segala sesuatu yang diajarkan selama pelatihan.Akhirnya, petugas pelatihan tidak hormat memintanya untuk bergabung pelatihan. Namun, ia tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam ujian seperti peserta lainnya. Dia menolak untuk menerima diskriminasi ini dan bersikeras mengambil bagian dalam ujian, yang instruktur akhirnya setuju untuk. Ilmu lain yang ia dapatkan diluar tempat pelatihan adalah dari para staf kantor.
Houtman selalu ikut membantu staf lain menyelesaikanpekerjaannya secara sukarela. Ia yakin dari membantu sukarela maka skillnya akan ikut bertambah.Dia jadi mengerti cara kerja dan bagaimana menyelesaikan pekerjaan kantoran. Selain skill bertambah, sikapnya ini membuatnya disenangi oleh pekerja lain karena suka membantu, ini menambah nilainya dimata para staf. Semakin banyak dirinya membantu, semakin pahamia tentang bagaimana cara menjalankan tugas kantoran. Dia mulai hafal istilah- istilah bank yang rumit dari seringnya bertanya.Ia jadi bahan tertawaan karena pertanyaan- pertanyaan itu terkesan "aneh". Dia tetaplah seorang office boy dihadapan para staf kantor itu.Seiring waktu ia faham istilah-istilah perbankan seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya. Ada juga temannya yang sirik sering mengatainya, "ngapain OB aja kok ingin tahu hal-hal seperti itu, jadi OB ya OB sajalah gak perlu aneh-aneh." Mendengar hal semacam itu, Houtman tak marah namun ia cuma tersenyum, merekatak tau tujuan utamanya adalah menjadi sukses. Dalam hatinya masih ada impian untuk jadi orang kaya.Suatu ketika ada mesin  yang bisa memperbanyak dokumen secara cepat, bernama mesin foto copy. Waktu itu mesin foto copy barusandipasarkan dan harganya masih mahal sehingga sedikit kantor yang memilikinya. Diantara kantor-kantor tersebut, kantor Houtman, Citibank telah memilikinya, namun ada masalah tersendiri. Orang yang dapat mengoperasikannya hanya satu orang. Houtman sering mengamati orang tersebut dan ia menawarkan diri untuk diajari selepas jam kerja. Orang tersebut mau menunjukkan cara kerjanya.Ia kemudian jadi mahir menjalankan mesin tersebut. Suatuhari ketika orang yang mengerjakan mesin foto copy sakitdan tidak bisa masuk, dia lah pengganti petugas foto copy. Dari hanya office boy akhirnya dia naik jabatan menjadi petugas foto copy.
Tak mau berhenti di satu titik, dia semakin percaya diri untuk terus mengejar impiannya. Masih banyakyang perlu dilakukan agar menggapai impiannya ketika masih menjadi seorang pedagang asongan.Houtman jadi semakin gencar menawarkan diri untuk pekerjaan- pekerjaan rumit. Di sela- sela pekerjaan  sebagai petugas foto copy, ia sibuk membantuk pekerjaan- pekerjaan rumit dan sulit secara sukarela. Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengetahuan dari sana. "Bener mau bantuin, tapi gak boleh salah lho, ntar aku yang dimarahin bos," begitu celetuk salah seorang karyawan saat Houtman menawarkan dirinya. Akhirnya ia diberi tugas lain yaitu membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro, dan lain- lain. Dia diberi tugas membubuhkan stempel di kolom- kolom tertentu. Dari sana lah Houtman ikut membaca tentang dokumen- dokumen penting tentang teknis perbankan. Dia juga menjadi lebih berhati- hati. Tugas untuk membubuhkan stempel butuh kehati- hatian tinggi dan tidak boleh ada kesalahan. Butuh waktu hingga berjam- jam untuk menyelesaikan beberapa lembar dokumen. Houtman mesti membubuhkan stempel di kolom tanpa melenceng sedikit pun.
Dari pekerjaan sampingannya tersebut ia jadi cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan tugasnya dengan baik.Dia juga semakin terkenal di kalangan karyawan Citibank lainnya karena sangat ringan tangan membantu staf lainnya. Para staf pun tak segan berbagi ilmu padanya. Sampai suatu hari ia diangkat menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensinya walau ia hanya lulusan SMA. Tentu banyak orang mencibir tapi Houtman tak menggubris ucapan mereka. Saat memangku jabatan barunya sebagai pegawai bank di Citibank, ia tetap haus akan ilmu pengetahuan. Houtman masih tetap ringan tangan dalam membantu staf lain dengan harapan mendapatkan ilmu dari mereka. Dia tak pernah lama memangku suatu jabatan, karirnya bak anak panah melesat dari busurnya.
Hingga suatu hari, setelah 19 tahun, ia diangkat menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Inilah puncak jabatan yang tak pernah terbayangkan seorang Houtman Zainal Arifin.CEO terbaik IndonesiaHingga saat ini belum ada yang mengalahkan jenjang karir seorangHoutman Zainal Arifin. Dari satu jabatan paling bawah, sebagai pesuruh, naik ke tingkat tertinggi sebagai Vice President. Meski hanya lulusan SMA namun sifatnyayang tak mudah puas membuatnyabelajar banyak. Secara otodidak, Houtman bekerja dari satu tingkatan ke tingkatan lain. Mimpi besar yang tercapai berkat rahmat Allah, dan dia tau benar hal itu. Dia berprinsip, "Alloh tidak akan merubah nasib hamba-Nya, sebelum hamba-Nya berusaha sendiri untuk merubah nasibnya. "Houtman Zainal Arifin sang inspirator ini dipanggil Sang Khalik pada tanggal 20 Desember 2012 pukul 14.20. Jenazahnya disemayamkan di Jln. H. Buang 33 Ulujami Kebayoran Lama, Jakarta. Selamat jalan Pak Houtman semoga segala budi baikmu selama ini menjadi amal jariyah yang mengiringimu di alam baka. Amien.
Sebelum meninggal ada nasihat yang disampaikan kepada sang sahabat, Indra. Nasihat yang ternyata juga sebuah pesan terkahir untuknya, untuk kita semua. Inilah nasehat beliau yang sangat bermanfaat bagi kita semuanya:
"Indra, tanpa bermaksud sombong, saya pernah berdiri di puncak gedung termewah di dunia. Pernahdi elu-elukan atas prestasi saya yang hebat, pernah dihormati karena jabatan saya yang tinggi, juga dipuji karena saya dianggap sebagai teladan kemuliaan. Tapi Indra, bukan itu yang jadi kebanggaan saya. Kalau saya diizinkan untuk membanggakan suatu hal dalam hidup saya, maka kebanggaan terbesar saya adalah keluarga saya. Istri dan anak-anak saya. Melihat istri saya setia dantegar menemani saya kala suka dan duka, melihat anak-anak saya tumbuh mandiri dan berbakti. Indra, tidak ada pemandangan yang lebih indah dari itu. Tidak ada kebanggaan yang lebih besar dari itu. Maka berjuanglah untuk keluargamu. Bangun istanahmu dengan teladan dan kasih sayang. Kemudian pertahankanlah bagaimanapun caranya. Tidak ada satupun di duniaini yang lebih penting dan berarti dari keluargamu dan apa yang kamu tinggalkan untuk mereka. Saya sengaja menyampaikan ini di hadapan Nina, istrimu, karena kamu tidak akan pernah sanggup tanpa dukungannya."

Kisah inspiratif dari orang miskin menjadi sukses
Siapa yang tak kenal Profesor Rhenald Kasali Ph.d, Profesor Azyumardi Azra Ph.D dan Profesor Yohannes Surya Ph.D? Mereka telah terakui secara nasional, dan bahkan juga internasional, sebagai para pakar di bidang masing-masing. Siapa sangka bahwa ketiganya adalah orang-orang yang dulunya berasal dari kalangan tak mampu, miskin dan serba terbatas. Mereka beritiga mengaku pernah merasakan setiap hari makan nasi hanya ditemani garam, karena sulitnya hidup keluarga mereka.
Seorang Rhenald, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, harus melalui masa kecil dalam kondisi perekonomian keluarga sangat terbatas. Ia terbiasa berangkat sekolah sejak pukul setengah lima pagi untuk berlari-lari mengejar bis karena jarak rumah dan sekolah yang lumayan jauh. Ia juga pernah merasakan tak pernah bisa memakai sekolah baru, karena ibunya hanya sanggup membelikannya sepatu bekas. Ia juga pernah mengalami pahitnya tinggal kelas saat kelas lima SD. Namun semuanya tak mengurungkan niatnya yang sangat besar untuk terus sekolah. Hingga Ia mampu menamatkan SMA-nya. Berbekal uang sepuluh ribu rupiah, ia nekat membeli formulir pendaftaran masuk perguruan tinggi. Saat diterima di UI, ia harus dihadapkan pada kesulitan bayar biaya kuliah. Dan ia harus bekerja keras untuk bisa membiayai sendiri kuliahnya serta berburu beasiswa. Minatnya tak berhenti saat ia mampu meraih gelar sarjananya. Ia kemudian berburu berbagai beasiswa untuk bisa meneruskan kuliah S2 dan S3 di Amerika Serikat. Dan tentu saja beragam kisah dan pengalaman unik mengiringi perjuangannya hingga ia mampu meraih gelar doktor di University of Illinois, Amerika Serikat.
 Tak kalah seru kisah hidup Profesor Azyumardi Azra, mantan Rektor Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Azyumardi yang besar di Padang ini, berayahkan seorang tukang kayu dan batu, dengan ibu seorang guru agama. Ia dekat dengan segala keterbatasan ekonomi. Namun visi dan misi yang besar terhadap pendidikan dari orang tuanya, mendorong Ia turut menggandrungi dunia sekolah. Ia bisa membaca sebelum sekolah, karena gemar memelototi nama bis yang lewat di jalan raya dekat rumahnya. Saat SMP dan SMA, ia harus rela membawa bekal lauk pauk untuk makan seminggu dari rumah ke kos karena keterbatasan uang dari orang tuanya. Ia juga mau bekerja serabutan di bengkel mobil, hingga jadi tukang jahit di sela-sela sekolahnya, untuk menambah uang saku. Dan kerja kerasnya terus berlanjut saat ia harus membiayai sendiri kuliahnya di Jakarta. Lulus menggondol ijazah S1, ia langsung memantapkan niat untuk melanjutkan ke S2 dan S3. Serupa seperti Rhenald, Ia rajin berburu beasiswa ke luar negeri dan sponsor dalam negeri untuk mendukung upayanya. Perjuangan keras dan berbagai kisah unik pun mengiringi perjalanan hidupnya saat ia diterima kuliah di Columbia University Amerika Serikat dan sekaligus harus menghidupi istrinya hingga meraih gelar doktor.
Dan beratnya hidup untuk bisa sekolah setinggi mungkin untuk keluar dari kemiskinan, juga dipikul oleh Profesor Yohannes Surya. Rektor Universitas Multimedia Nusantara sekaligus pakar ilmu fisika ini, sejak kecil sudah harus terbiasa bangun pukul 3 pagi untuk membantu sang ibu membuat kue dagangan. Ketertarikannya yang besar pada fisika, mata pelajaran momok bagi kebanyakan anak sekolah, justru menjadi kunci keberhasilannya kemudian. Saat lulus SMA, ia harus memutar otak untuk menyiasati biaya kuliahnya. Ia bersaing dengan banyak orang untuk masuk perguruan tinggi melalui PMDK, dan ia memilih jurusan yang paling sedikit diminati yaitu fisika. Klop sudah, perhitungannya benar dan ia melenggang masuk Universitas Indonesia. Tinggal kemudian ia harus berpikir keras untuk mencari uang untuk biaya kuliah. Dan kegemarannya pada fisika lagi-lagi menolongnya. Ia memanfaatkan kepintarannya untuk memberi les privat fisika pada anak-anak SMA serta membuat buku tentang fisika, di samping berburu beasiswa. Dan seperti dua koleganya di atas, penggagas dan ketua tim Olimpiade Fisika Indonesia ini pun juga sudah mewacanakan untuk bisa melanjutkan kuliah hingga S3 sejak jauh-jauh hari. Ia memiliki moto hidup Mestakung, atau Semesta Mendukung. Dan Mestakung inilah yang membuatnya mantap membuat paspor meski belum mendapatkan beasiswa di luar negeri. Apa sebenarnya konsep Mestakung itu? Dan apa saja kisah-kisah unik yang menyertainya saat kuliah di Physics Dept. College of William and Mary, Amerika Serikat dengan kemampuan bahasa Inggris pas-pasan namun mampu meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cum Laude?
Banyak jalan menuju Roma, hal ini lah yang diyakini para nara sumber Kick Andy kali ini dalam mengejar mimpinya. Misalnya kisah Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf.
Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah, kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis.
Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta.
Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi. Sejak kecil ia disibukan dengan urusan membantu perekonomian keluarga dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek paying saat hujan. Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya, tidak berhasil. PHK yang menimpa ayahnya, kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen.
Menjelang masa kuliah, Basuki mulai merambah usaha baru, yakni jadi loper koran. Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran dan di waktu luang jadi pedagang asongan. Pada Januari 2010 lalu, Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia. Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta.
Dari Yogakarta, ada kisah menarik milik Purwadi. Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya yang penjual bakul sayur, tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya. Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara. Masa kuliah ia berjualan kantung gandum, menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan. Untuk mengirit biaya buku dan makanan, ia memiliki trik trik khusus semasa kuliah. Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Anda mengenal Saldi Isra? Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air. Di usianya yang ke 42 tahun, ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor. Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa?
“Orang tua saya petani yang buta hurup, dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah,” katanya saat tampil di Kick Andym.
Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia, Eka Julianta. Dokter yang telah berhasi melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini, kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.

2.      Membandingkan karakter antara 2 orang dengan tipikal tersebut
a.       Tipikal karakter yang dimiliki orang sukses karena Wirausaha
1.      Percaya Diri
Seorang wirausaha adalah orang yang percaya bahwa mereka mampu mencapai hasil yang mereka inginkan. Sikap percaya diri ini bukan sikap yang sombong melainkan sikap yang dilandasi oleh kesadaran mereka terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
2.      Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Agar memperoleh keberhasilan dalam usahanya, seorang wirausaha harus bekerja prestatif. Artinya keberhasilan seseorang dalam kehidupannya banyak ditentukan oleh usaha yang dilakukan sendiri dalam mengubah nasib.
3.      Berani Menanggung Resiko
Para wirausahawan siap menanggung resiko atas segala tindakan yang diambilnya.
4.      Kepemimpinan
Seorang wirausaha merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mereka harus selalu mencari peluang, mengumpulkan dana, dan merekrut Sumber Daya Manusia serta membimbingnya untuk mencapai tujuan.
5.      Keorisinalan
Sifat orisinal tentu tidak selalu ada pada diri orang. Orisinal berarti tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6.      Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha haruslah mempunyai visi kedepan apa yang hendak ia lakukan, apa yang ingin dicapai, dll.
7.      Kreativitas
Kemampuan unruk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru.
b.      Tipikal karakter yang dimiliki orang sukses karena Bekerja Keras
1.      Pantang Menyerah
Pekerja keras itu memiliki sifat yang pantang menyerah. Tidak diterima kerja diperusahaan satu, dia bakal melamar ke ratusan perusahaan lainnya. Dia tidak akan menyerah sampai dia benar-benar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
2.      Selalu bersungguh-sungguh
Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan. Semuanya dia kerjakan dengan sungguh-sungguh demi mendapat hasil yang maksimal.
3.      Memanfaatkan Waktu
Dia mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Sekali dia memiliki waktu luang, dia akan memanfaatkannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Dia tidak akan membuang-buang waktu hanya untuk bermalas-malasan.
4.      Ulet, Tekun, Rajin, dan Disiplin
Dengan keempat sifat tersebut orang pekerja keras itu terlihat berbeda dibanding pekerja lainnya.
5.      Tidak Mengeluh
Orang pekerja keras tidak akan mengeluhkan pekerjaannya. Dia tetap bersyukur dengan apa yang sudah didapat. Jika memang merasa kurang, dia lebih memilih mencari pekerjaan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut. 

3.      Karakter yang dimiliki oleh orang-orang tersebut yang ingin saya miliki
Saya ingin menjadi orang sukses yang berguna bagi nusa dan bangsa. Saya ingin memiliki karakter seperti karakter yang dimiliki oleh para wirausahawan Indonesia. Antara lain memiliki tekad yang kuat untuk bekerja secara mandiri, menjadi seorang yang profesional, berani bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada, berani mengambil resiko apapun yang terjadi, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki visi kedepan yang ingin dicapai, kreativitas/inovatif dalam menciptakan suatu produk baru, percaya diri bahwa saya mampu mencapai hasil yang saya impikan dengan dilandasi oleh kesadaran terhadap kekurangan dan kelebihan yang saya miliki.
4.      Karakter wirausaha yang ingin saya miliki :
1.      Bertekad kuat
2.      Berani mengambil resiko
3.      Memiliki kemauan yang keras
4.      Tidak cengeng
5.      Ikhlas dan selalu bersyukur
6.      Percaya diri


REFERENSI :
Saiyar, Octa Dandy. 2013. Karakter Seorang Wirausaha. http://entreprenaurship.blogspot.co.id/2011/12/karakteristik-seorang-wirausaha-pada.html?m=1. Diakses 25 September 2015 (20.56)
Prambudi, Didik Nazaruddin. 2013. Wirausahawan Sukses Indonesia. http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.co.id/2013/04/5-wirausahawan-sukses-indonesia.html. Diakses 24 September 2015 (08.50)
Safira. 2013. Profil Tokoh Pengusaha Sukses. http://safira82.blogspot.co.id/2013/06/10-profil-tokoh-pengusaha-sukses.html. Diakses 24 September 2015 (09.00)